Assalamu'alaikum and hello everybody... Hari ini aku mau sedikit share pengalaman nich. Pada bulan Oktober tahun 2015 lalu aku dan seorang kawanku dipilih oleh walikelasku untuk mewakili sekolah dalam olimpiade pasar modal di sebuah sekolah tinggi di Kota Bogor. Ohh ya ini bukan yang pertama kali aku mewakilkan sekolah, sebelumnya pada bulan Februari aku telah mengikuti OSN SMA bidang ekonomi loch...
Berbeda dengan olimpiade yang sebelumnya, olimpiade pasar modal terbagi atas beberapa tahap, diantaranya adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan olimpiade yang sebelumnya, olimpiade pasar modal terbagi atas beberapa tahap, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Babak Simulasi Offline Trading : Simulasi secara offline trading sesuai dengan data BEI yang dilakukan di Lab Pasar Modal. Pada tahap ini kami para peserta melakukan transaksi jual beli saham dan memantau pergerakan harga saham pada kondisi waktu tertentu. Pada tahap ini kami seolah-olah memiliki uang seratus juta, dan uang tersebut dipergunakan untuk membeli saham, dan menjualnya saat harga saham sedang naik agar mendapat capital gain. Pada tahap ini penilaian akan menjadi nilai awal dan akan diakumulasi dengan nilai-nilai pada babak selanjutnya.
- Babak Teori : Babak ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Oktober 2015. Pada tahap ini, kami para peserta mengerjakan soal pilihan berganda berjumlah 30 butir soal. Jarak tempat duduk antara peserta yang satu dengan peserta yang lain cukup jauh loch. Seinget aku dulu, pada tahap ini soalnya berisi materi tentang pengetahuan dasar pasar modal, pengetahuan tentang investasi di pasar modal dan pasar uang, sekilas tentang BEI, produk-produk pasar Modal & pasar Uang di Indonesia, serta mekanisme perdagangan pasar modal & pasar uang. Ohh ya dibabak ini kami mendapat pensil 2b da penghapus secara cuma-cuma loch. Pada tahap ini aku hanya bisa menjawab 22 soal dengan benar dari 30 soal.
- Babak Final : Babak ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 31 Oktober 2015. Pada babak ini sdibagi atas dua tahap yaitu :
- Babak 1 : Pada babak ini setiap perwakilan sekolah berhak memilih 1 kotak pilihan yang tertera di layar dimana tiap kotak yang disediakan oleh panitia dengan materi mengenai pasar modal. Tiap perwakilan diberikan waktu 2 menit untuk menjawab pertanyaan yang ada dilayar, jika jawaban benar maka akan mendapat point, jika salah tidak dikurangi. Alhamdulillah pada babak ini aku mampu menjawab banyak pertanyaan sehingga akumulasi skorku lumayan.
- Babak 2 : babak ini merupakan babak yang menurutku menegangkan, karena babak ini merupakan babak rebutan dari 15 pertanyaan yang diberikan kepada seluruh peserta dimana peserta hanya boleh menjawab pertanyaan setelah memencet bel dan ditunjuk dewan juri. Peserta yang menjawab pertanyaan sebelum ditunjuk oleh dewan juri, maka jawaban akan dibatalkan dan pertanyaan akan dibaca ulang dan diberikan kepada peserta lain. Peserta yang menjawab pertanyaan dengan benar akan diberikan Score 100 sedangkan yang salah Score dikurangi ½ dari bobot nilai, dan yang tidak menjawab mendapat nilai nol. Pada babak ini jantungku berdebar debar karena saat ada pertanyaan dan aku tahu jawabannya, tombol belku tidak bisa bunyi saat ditekan. Alhasil, pada tahap ini aku hanya bisa mengumpulkan poin sedikit. Sedih bingitz ih cuma sampai posisi 5 besar...Sekolahku gagal masuk grandfinal karena hanya 3 besar poin tertinggi yang diperbolehkan ikut grandfinal....
Peserta Olimpiade pasar modal (berbaju batik) dan peserta lomba marketiing (menggunakan almet) |
Bonus posting :
SEJARAH PASAR MODAL INDONESIA
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman
kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika
itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke
I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek
tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali
pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di
Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
[Desember
1912]
Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
[1914
– 1918]
Bursa
Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
[1925
– 1942]
Bursa
Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan
Surabaya
[Awal
tahun 1939]
Karena
isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup
[1942
– 1952]
Bursa
Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
[1956]
Program
nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif
[1956
– 1977]
Perdagangan
di Bursa Efek vakum
[10
Agustus 1977]
Bursa
Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM
(Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga
ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008
tentang Surat Berharga Syariah Negara
[1977
– 1987]
Perdagangan
di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24.
Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
[1987]
Ditandai
dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi
perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal
di Indonesia
[1988
– 1990]
Paket
deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka
untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
[2
Juni 1988]
Bursa
Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan
Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker
dan dealer
[Desember
1988]
Pemerintah
mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan
untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar
modal
[16
Juni 1989]
Bursa
Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik
swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
[13
Juli 1992]
Swastanisasi
BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini
diperingati sebagai HUT BEJ
[22
Mei 1995]
Sistem
Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta
Automated Trading Systems)
[10
November 1995]
Pemerintah
mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang
ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996
[1995]
Bursa
Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
[2000]
Sistem
Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal
Indonesia
[2002]
BEJ
mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
[2007]
Penggabungan
Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi
Bursa Efek Indonesia (BEI)
[02
Maret 2009]
Peluncuran
Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar